Bukan Gerak, Melainkan Detak

Hidup adalah sebuah masalah, kurang lebih begitu, katanya.. Hidup adalah sebagian daripada takdir. Hidup adalah sebuah keikhlasan. Hidup adalah merelakan. Hidup tidak indah, tapi ketika kita hidup dunia akan indah. Ah Shitttt.. Jancok..!!!!!!

Maafkan saya tuhan, tak bermaksud saya memaki apa yang kau berikan,saya hanya sedikit kesal, bukan berarti saya tidak bersyukur dengan apa yang kau gariskan. Memang beginilah manusia tuhan, kadang sering lupa bahwa dirinya bukan siapa-siapa, tapi saya juga tidak menginginkan ini tuhan jika engkau tidak menghendaki. Semaksimal mungkin saya selalu berada dijalan mu, namun tetap saja saya goyah.

Tuhan.. engkau tau setulus apa saya memohon padamu, bahkan tetesan air mata milik mu ini yang menemani tulisan ku sekarang. Untuk mengungkapkan saja, sepertinya sangat mustahil tuhan, setidaknya saya masih memiliki hati dan tangan kepemilikan mu.

Saya belum menyerah tuhan, dan sepertinya tidak akan menyerah. Meski saya tau saya tidak memiliki ribuan ton tandon air mata. Maafkan saya tuhan jikalau saya munafik.. maafkan saya tuhan jikalau saya pembohong.. maafkan saya tuhan jikalau saya menyakiti ciptaan mu yang lain.. maafkan saya tuhan jikalau saya sering mengeluh.

"Tuhan.. katanya dunia adalah surga, artinya saya tak akan menemukan sebuah kebahagiaan disana".

"Bukan.. ngomong apa anda!! Dasar anak bodoh!!, pikiran mu saja yang terlalu dangkal. Selama ini kau hanya bisa mengucapkan, tapi tidak untuk merubah tindakan. Lalu masihkan dirimu mau menyalahkan tuhan dan dunia mu? Sadarkah dengan apa yang kau pikirkan dasar brengsek!!!".

"Tenanglah.. aku tak bermaksud menyakiti mu hati, hanya saja saat ini aku sedang penuh. Tolong ajari aku lebih bersabar".

"Kau saja belum tau cara hidup, lalu untuk apa aku mengajarimu bersabar, hanya kesia-siaan yang akan ku dapat".

"Aku akan menyerah jika kau tetap seperti ini".

"Silahkan saja, kita akan hidup berpisah, jalani hidupmu dan kujalani hidup ku".

"Namun apakah bisa? bukankah kita akan mati jika seperti itu".

"Hanya ketololan pikiran manusia yang sempat berpikir begitu, sangat rugi tuhan menciptakan mu, bahkan dirimu sumber keresahan manusia lainnya".

"Yang kau ucapkan memang benar.. maafkan aku kawan".

Terkadang kita perlu berdebat untuk membuat sebuah ketenangan. Kata salah seorang, "tak perlu orang lain tau!" baiklah..

Oh iya bu.. jangan kawatirkan aku, jika kau selalu begini aku tak akan tenang saat melakukan aktivitas. Aku tau kau bisa mengetuk hati ku, bahkan doa mu terdengar keras untuk malam ini. Terimakasih bu ini cukup membantu, aku hanya ingin istirahat sejenak, sedetik pun sudah sangat berharga. 

Doa mu, tarhim subuh, dan nada lagu malam ini cukup menggoncangkan badanku bu. Pagi nanti aku memutuskan untuk tidak berangkat kuliah, tetap sama seperti beberapa hari lalu bu.. maafkan aku ibu. Bahkan salah seorang teman ku sepertinya akan lelah mengingatkan ku, terlalu banyak ku berutang budi padanya bu.. kumohon doakan pula untuk kebaikannya bu.

Ibu.. lagi lagi ku menangis.. padahal tadi sudah sedikit tenang.. jangan sebut nama ku berulang kali bu.. ku mohon.. tulisan ini adalah tulisan terburuk ku, bahkan jika senior ku tau, tak sedikitpun tersisa, dan akan dihapus total, namun aku hanya ingin menulis apa yang kurasakan. Bahkan akupun tak membuat outline, jelas.. ini bukan hal yang dibenarkan di organisasi ku bu.

Ayah.. bagaimana engkau bisa sangat kuat, bahkan akupun ingin menjadi seorang laki-laki. Aku sedikit merindukan tamparan dan pukulan mu yah. Aku disini sangat di manja, bahkan dengan semua mas-mas senior ku. Aku banyak melakukan kesalahan yah disini maafkan aku. Pasti rumah sepi ya.. tidak ada yang membuat malu keluarga, tidak ada yang pulang malam, tidak ada yang membuat mu emosi.

Jika waktu bisa berputar, mungkin aku akan menuruti ucapan mu ayah untuk tidak kuliah. Benar katamu aku tak cocok berada disini. Setengah perjalanan bahkan telah ku lewati, tak masuk akal jika aku menyerah saat ini. Jika suatu saat aku tak bisa dengan apa yang kau inginkan, sekali lagi maafkan aku yah.. aku sudah berniat dan semaksimal mungkin berusaha, namun tetap saja, semua sudah kacau sejak awal, aku tau ini berhubungan dengan keputusan mu malam itu. Bahkan aku masih mengingat jelas kejadian malam itu.

Aku tak pernah iri pada orang lain, apalagi dengan teman ku. Keluarga mereka sangat baik yah, sangat perhatian juga padaku, begitupun dengan mas-mas dan dosen ku, tak sedikitpun dari mereka yang pernah menyakiti ku. Jikalau pernah mungkin aku saja yang lupa bagaimana jelasnya. Astaga.. tak terasa tulisan ini menjadi sangat kacau.. ya sudah setidaknya aku merasa lebih tenang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beda Wadah, Beda Pula Rasa

Random

Yang Katanya Sudah Modern, Tapi Masih Menyimpan Ritual-Ritual Mistis