Berharap Kepada Yang Sudah Pasti

kring...
"ada apa?"
"tidak.. saya hanya ingin tau kondisi mu saat ini,"
"saya cukup baik malam ini, dan sedikit tenang"
"tidak perlu berbohong, kita bersama sudah lama, kiranya juga merasakan yang sedang anda rasakan".
"gempuran cukup keras, tapi tak separah biasanya"
"tentu, saya yakin anda tak begitu menghiraukan itu"
"saya ingin malam ini menjadi tidur ternyenyak mu tanpaku, meski sudah lama aku meninggalkan mu tanpa kabar"
"tak masalah, bahkan tuhan tau itu"
"jangan bawa nama tuhan, saya sangat begitu percaya dengan nya, tak mungkin mengecewakan"
"memang benar, tapi begitulah mulut mu, penuh kebohongan"
"jangan katakan itu, saya berusaha jujur malam ini"
"niat yang bagus, saya yakin anda pasti bisa"
"maksudmu?"
"bisa untuk jujur dengan dirimu sendiri, maksudku"
"bagaimana ibu?"
"sebisa mungkin saya menjaganya disini, meski tidak sebaik penjagaan mu terhadap nya"
"terimakasih, meski saya tau anda tidak mengatakan sebenarnya"
"jangan begitu, saya mengatakan yang sebenarnya"
"apa dirimu yakin?"
"maafkan saya, tentu saja tidak, air mata yang ku lihat setiap harinya"
"harusnya saya yang meminta maaf padamu dan ibu"
"saya tidak tau harus menanyakan hal ini atau tidak, hanya saja ibu sering mengatakan ini padaku, bagaimana keadaanmu disana, ibu sering meminta maaf lewat ku, tak bisa mengirimi mu uang untuk sekian kali lamanya"
"dugaan ku benar, ini yang akan diungkapkan nya, jawab saja saya sehat, saya tetap makan dan bisa tidur walaupun tak pernah nyenyak, setidaknya saya mendapat banyak ilmu disini"
"benar, ibu tau itu, mencari ilmu tidak ada yang mudah, jika ada ibu pasti bisa sekolah kala itu"
"saya lama tak memberi kabar padanya, bendungan ku tak cukup untuk memulai semua ini, harapan saya semua baik-baik saja"
"sama, ibu juga mengatakan hal itu"
"saya harap doa ditiap malam ku sudah sampai tepat waktu padanya"
"sama ibu juga mengharapkan hal itu, jangan lewat telepon, datanglah banyak hal yang ingin di ceritakan padamu, bahkan aku pun tidak diizinkan untuk tau"
"tentu saja, bagaimana dengan sekolah mu"
"uang saku yang kau berikan masih cukup, saya tak minta pada ibu sesuai yang kau inginkan"
"saya sedikit tertawa, ternyata kau cukup pandai mengatur keuangan"
"tentunya tidak ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan dirimu, ibu juga mengucapkan terimakasih karena tambahan darimu kemarin"
"tidak, saya dulu anak yang cukup bandel, jauh lebih parah darimu"
"baiklah.. bagaimana kuliah mu"
"sama seperti biasa, hari-hari ku monoton, menangis kemudian tertawa kembali"
"saya bersyukur, bahkan sangat bersyukur, memiliki seseorang yang saya jadikan panutan"
"ah tidak, saya hanya manusia hina, keras kepala, egois, dan kafir"
"jangan ucapkan itu, penilaian orang lain tidak sama dengan ibu, dirinya sangat bangga dengan mu, saya yakin itu hanya salah satu kebohongan yang anda lakukan untuk publik"
"syukurlah jika ibu senang dengan saya"
"kata ibu, tidak perlu memberi kabar melalui telepon karena yang menjadi penghubung hanya sinyal bukanlah doa"
"beritahu ibu, jangan sering bersedih karena yang menjadi penghubung bukanlah sinyal lagi, melainkan doa, saya bisa merasakan hal itu"
"akan ku sampaikan hal itu padanya"
"katakan juga padanya, tak sedikitpun aku kekurangan uang disini, saya yakin sangu yang diberikan ibu padaku tidak berupa tunai"
"hahaha baru saja ibu mengatakan hal itu, katanya yang berupa materi akan cepat hilang, banyak orang akan merasa kurang, ibu tau anda anak yang boros, seyogyanya seorang ibu tau solusi yang diberikan pada anaknya"
"sekali lagi sampaikan terimakasih ku padanya, sebelumnya tidak pernah saya temukan, ibu yang seperti ibu saya"
"satu pesan lagi darinya, jangan menganggap ini sebuah ujian seperti disekolah atau di kuliah, ibu tak paham kurikulum itu, tuhan tak sama seperti dosen, yang memberi ujian dengan embel-embel nilai A, anggap saja ini kewajiban yang sebenarnya harus dilakukan semua manusia, tak terkecuali kau"
"bisa saja dirimu, ibu pasti kecewa jika tau saya mendapat nilai C"
"jangan katakan begitu, niat besar mu untuk mendapatkan ilmu saja sudah sangat di hargai olehnya"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beda Wadah, Beda Pula Rasa

Random

Yang Katanya Sudah Modern, Tapi Masih Menyimpan Ritual-Ritual Mistis